gtauU msa LaLuku,, gTau gmn q hrs brjuang utk
bangkit dr semua itu
.kauu tak tau ap.pun ttG hdup.ku tk tauU Latar beLakang keLuargaku tak tauU msa LaLuku,, daN kaU yG tak prnah Tau,, Bgmn aKu hrs brjuang utk bangkit dr
semua itu..
.keSakitanMu hany baGian keciL dr Luka.ku sediKitt keCewa,, d bNdiNgkan tuMpukan cerita duka yG prNah Ku raSa
.KaUu yG Ku anGgp meNgertii trNyata hNy dapt meLihat dr sisi bYanGan sunyi kaU yG kKu kira brhati berLian TrNyata mmberi haRga mati uTk sebuah perLakuan kpeDihan yaNg sLma ini kKu peNdam..
.MenGapa?? buKankahh tiap inSan thu brBeda dG k yG tiDak sama?? .daN saBr ad baTasaNnya..
Bagaimana perasaanmu
jika seseorang yang direncanakan akan menjadi pendamping
hidupmu ternyata menikah dengan sahabatmu sendiri? Mungkin hatimu nelangsa..
Ada
sejumput kecewa berkecambah. Andai dulu aku menerima dia apa adanya, pasti aku
yang
bersanding dengannya,begitu bisik hatimu.
Kini, kau melihat dia bersanding dengan teman baikmu.Kau harus rela; ikhlas.
Mungkin
dia memang lebih baik bersanding dengan sahabatmu. Karena kecewa telah
berbunga, kau
tak datang ke pesta pernikahannya. Padahal, hukum datang ke undangan pernikahan
itu
wajib. Di sana ada berkah dan doa, meskipun yang sering kita lihat hanya pamer
kemewahan dan kemeriahan.
Coba kita renungkan. Mungkin kau pernah berkunjung ke toko pakaian. Kau memilih
pakaian yg pas untukmu. Mungkin pramuniaga menyarankan, "ini pakaian yg
cocok untuk
Anda." Kau membawa pakaian itu ke fiiting room, mencobanya. Betulkah
pakaian itu
cocok untukmu? Kau teliti bahannya, jahitannya, ukurannya. Setelah memeriksa
dgn
seksama, kau merasa kurang sreg dgn pakaian itu. Dengan kata maaf pada
parmuniaga,
kau kembalikan pakaian itu ke tempatnya. Kau beralih ke gerai pakaian lain. Hal
yg
sama mungkin terulang; pakaian yg menurut orang lain pas untukmu, atau pakaian
yg
sepintas cocok menurutmu, ternyata tidak tepat setelah diteliti.
Sebuah pakaian, mungkin cocok untuk orang lain, tapi tak cocok untukmu. Kau tak
bisa
membeli pakaian warna gelap krn kulitmu sawo matang. Kau tak cocok mengenakan
kemeja
dgn motif vertikal berdempet, krn posturmu kurus tinggi; motif itu akan
membuatmu
terlihat semakin kurus. Kau harus berdamai dgn situasi dan kondisi.
Tetapi yakinlah ada pakaian yg tepat disebuah gerai tertentu yg cocok untuk
setiap
orang.. Memang ada seseorang yg begitu masuk ke satu gerai langsung menemukan
pakaian yg tepat untuknya. Ada juga yg harus berputar-putar, keluar-masuk dr
satu
gerai ke gerai lainnya untuk menemukan pakaian yg tepat, sampai kaki pegal dan
peluh
menganak sungai. Banyak hal yg membuat pakaian itu tak tepat untukmu, bisa
bahan,
motif, warna, model bahkan harga. Selera orang berbeda.
Ada juga seseorang yg tak yakin dgn sebuah pakaian, tapi ia tetap mencobanya.
Ia
bertanya-tanya, cocokkah pakaian ini untukku? Ia meneliti dgn seksama. Ia
menemukan
fakta bahwa tak ada hal yg membuat ia harus menolak pakaian itu. Apalagi
pakaian itu
hadiah seorang yg dihormatinya, orang yg dikasihinya atau mumpung sedang ada
great
sale! Beli sekarang atau menyesal kemudian. Bertahun-tahun setelah mengenakan
pakaian itu, baru terasa, pakaian itu memang cocok untuknya.
Pakaianmu, pasangan untukmu. Bisa cocok untuk orang lain, tapi tidak dgnmu.
Maka,
tak perlu bersedih jika seseorang yg kau kira tepat untukmu bersanding dgn
orang
lain; orang yg dekat denganmu. Yakinlah pasangan yg tepat ada di suatu tempat
dan
kau akan berjumpa dgnnya disuatu masa tertentu. Mungkin Yang Kuasa sengaja
menyimpannya, agar saat bertemu kau benar-benar siap berdampingan dgnnya.
Sesuatu yg
baik menurutmu, belum tentu baik menurut-Nya. Terus berusaha dan berdoa.
Perbaiki
diri sampai akhirnya kau temukan pakaian yang cocok untukmu.
Bertahun-tahun yang lalu, saya berdoa kepada Tuhan untuk memberikan saya
pasangan,
"Engkau tidak memiliki pasangan karena engkau tidak memintanya",
Tuhan menjawab..
Tidak hanya saya meminta kepada Tuhan,seraya menjelaskan kriteria pasangan yang
saya
inginkan. Saya menginginkan pasangan yang baik hati,lembut, mudah mengampuni,
hangat, jujur, penuh dengan damai dan sukacita, murah hati, penuh pengertian,
pintar, humoris, penuh perhatian. Saya bahkan memberikan kriteria pasangan
tersebut
secara fisik yang selama ini saya impikan.
Sejalan dengan berlalunya waktu,saya menambahkan daftar kriteria yang saya
inginkan
dalam pasangan saya. Suatu malam, dalam doa, Tuhan berkata dalam hati saya,
"HambaKu, Aku tidak dapat memberikan apa yang engkau inginkan."
Saya bertanya, "Mengapa Tuhan?" dan Ia! menjawab, "Karena Aku
adalah Tuhan dan Aku
adalah Adil. Aku adalah Kebenaran dan segala yang Aku lakukan adalah
benar."
Aku bertanya lagi, "Tuhan, aku tidak mengerti mengapa aku tidak dapat
memperoleh apa
yang aku pinta dariMu?"
Jawab Tuhan, "Aku akan menjelaskan kepadamu. Adalah suatu ketidakadilan
dan
ketidakbenaran bagiKu untuk memenuhi keinginanmu karena Aku tidak dapat
memberikan
sesuatu yang bukan seperti engkau. Tidaklah adil bagiKu untuk memberikan
seseorang
yang penuh dengan cinta dan kasih kepadamu jika terkadang engkau masih kasar;
atau
memberikan seseorang yang pemurah tetapi engkau masih kejam; atau seseorang
yang
mudah mengampuni, tetapi engkau sendiri masih suka menyimpan dendam; seseorang
yang
sensitif, namun engkau sendiri tidak..."
Kemudian Ia berkata kepada saya, "Adalah lebih baik jika Aku memberikan
kepadamu
seseorang yang Aku tahu dapat menumbuhkan segala kualitas yang engkau cari
selama
ini daripada membuat engkau membuang waktu mencari seseorang yang sudah
mempunyai
semua itu. Pasanganmu akan berasal dari tulangmu dan dagingmu, dan engkau akan
melihat dirimu sendiri di dalam dirinya dan kalian berdua akan menjadi satu.
Pernikahan adalah seperti sekolah, suatu pendidikan jangka panjang. Pernikahan
adalah tempat dimana engkau dan pasanganmu akan saling menyesuaikan diri dan
tidak
hanya bertujuan untuk menyenangkan hati satu sama lain, tetapi untuk menjadikan
kalian manusia yang lebih baik, dan membuat suatu kerjasama yang solid.. Aku
tidak
memberikan pasangan yang sempurna karena engkau tidak sempurna. Aku
memberikanmu
seseorang yang dapat bertumbuh bersamamu".
Bel istirahat sekolah telah berbunyi. Sebagian siswa tengah asyik dengan makanannya masing-masing. Tapi berbeda denganku, aku belum beranjak dari kursiku. Sampai akhirnya datang seseorang menghampiriku.
“Papa....” sapaku.
Begitulah aku memanggilnya. Seorang lelaki dengan tinggi sekitar 175cm, berambut hitam dan lurus sedang memamerkan lesung pipinya padaku. Ia duduk disampingku dan mulai mengawali pembicaraan. Berbagai hal yang di bicarakan, hingga akhirnya bercanda, dan tertawa bersama-sama.
Tak terasa 30 menit telah berlalu. Riky pun kembali ke kelasnya.
“Hmmm... Hari yang menyenangkan”
Akhirnya kelas selesai. Semua siswa berdoa sebelum pulang. Aku lihat pangeranku tengah menantiku di ambang pintu. Aku segera menghampirinya. Dia mengacak-acak rambutku saraya berkata,
“Let’s we go home!!!”
“Let’s go...................” aku hanya tersenyum melihatnya.
***
Waktu terus berjalan. Ku lihat kalender di kamarku, kutunjuk sebuah tanggal dan ku tandai dengan tinta merah.
“11 Desember. Owh... di hari itu tepat 7 bulan aku berpacaran dengan Riky. Tapi akhir-akhir ini pertengkaran sering menghampiri hubungan ini. Agaknya sudah tidak ada kecocokan lagi. Tapi mau bagaimana lagi?? Aku sudah terlanjur masuk dalam kehidupannya.” aku mengoceh sendiri dalam kamarku.
Memang, sosok Riky bukanlah seorang yang patut dibanggakan. Mungkin tidak sama sekali. Dia sering membolos sekolah, jarang mengerjakan tugas, manja, suka berbohong, dan yang paling parah adalah hobinya, otomotif motor. Itu membuatnya tak pernah berada di rumah.
Aku tahu, pandangan orang pasti buruk padanya. Awalnya aku juga berpikir seperti itu. Tapi semakin aku mengenalnya, semakin aku mengerti semuanya. Riky berbeda. Dia berada di keluarga yang menurutku aneh. Konflik internal menjadikannya seperti ini. Satu hal yang membuatku salut padanya, Dia sangat-sangat menyayangi ibunya. Meskipun dia tak bisa mengungkapkannya dengan cara yang tepat.
Berbagai upaya dilakukan untuk mengubahnya, tapi nihil. yang ku dapatkan hanya sakit hati dan kecewa. Akhirnya aku sadar, sekeras apapun, dengan cara bagaimanapun aku mencoba mengubahnya, takkan pernah bisa. Karena hanya dia, dirinya sendiri yang mampu mengubahnya. Dan itu butuh kesadaran bukan paksaan.
“I will always love you Ky...” kataku
“Meski itu sakit buat aku!!!” tambahku
***
Tak ada hubungan yang bisa lepas dari pertengkaran. Dan bagiku perbedaan pendapat tanpa ada yang mau mengalah sudah menjadi rutinitas sehari-hari. Masalah kecil bisa menjadi begitu besar ketika berhadapan dengannya. Tapi itulah kami...
Belum usai satu masalah, datang lagi masalah lainnya. Kali ini dari keluargaku. Tiba-tiba mereka menentang hubunganku dengan Riky. Seharian aku mengurung diri di kamar.
“Ya Tuhan... terlalu berat untukku. Beri aku jalan, agar ku bisa tegar menghadapi semua ini...”
Aku bingung. Yang ada di benakku hanya Riky. Semuanya Riky. Aku begitu menyayanginya. Sosoknya seakan telah mendaging dalam diriku. Aku mengenalnya, lebih dari ku mengenal diriku sendiri. Terlintas semua kenangan yang ku lalui bersamanya. Begitu indah, begitu mengesankan. Air mataku jatuh bercucuran. Semakin deras kala aku mencoba memejamkan mata tuk melupakan semuanya.
Malam itu juga, ku temui Riky di suatu tempat. Ku jelaskan masalah yang sedang terjadi. Hening... Tak ada yang berbicara seusai ku menjelaskan pokok permasalahannya. Dan hal yang tak pernah ku inginkan akhirnya terjadi juga. Suara Riky tiba-tiba berubah, berbicara seolah ragu padaku.
“Mmm... Dinda... Mending Kamu balik ke Orang tuamu. Kita... cukup sampek sini aja!!” aku tertegun mendengar keputusannya. Ku menatapnya dengan mata yang berkaca-kaca tanpa bisa berkata-kata.
“Sudahlah!!! Untuk apa kamu mempertahankan orang sepertiku?? Aku tuch ngga berguna, bisanya nyusain, dan nyakitin kamu aja. Aku nggak bisa ngelindungi kamu. Aku ni apa?? Cuma cowok pengecut!!!” ku lihat Riky menghapus air matanya.
Dia.. yang ku kenal selalu tegar, yang tak pernah peduli pada keadaanya, malam ini menangis. Menangis tersedu-sedu karena aku. Semakin meyakinkanku bahwa dia teramat sangat menyayangiku.
“Kamu terbaik yang pernah aku temui. Aku minta maaf. Kamu pantes dapat cowok yang lebih baik dari aku...” tambahnya.
“Pa......” Ku tak bisa bebicara lagi. Ku tak ingin kehilangannya.
“Ku sayang kamu, Ma.” Riky menghapus air mataku dan pergi meninggalkanku.
Tuhan... inikah yang disebut pengorbanan?? Cinta yang tak harus memiliki?? Aku tak sanggup. Aku tak akan mampu. Riky melakukannya demi orang tuaku. Bahkan dia menjelek-jelekkan dirinya sendiri, menunjukkan image buruk di depanku.
“Aku tahu kau tak seperti itu. Berhentilah!!! Karena aku tak mungkin bisa membencimu. Aku bisa merasakan, yang Kau lakukan untuk kebaikanku...” gumamku dalam hati.
***
Hari itu telah berlalu. Kini aku merasa sendiri. Tak kulihat lagi lesung pipinya, yang biasa menemaniku tertawa. Tak ku rasakan lagi belaian tangan jailnya, yang gemar mengacak-acak rambut dan mencubiti pipiku. Pribadi yang lucu itu memang sudah tiada.
“Aku masih sangat menyayangimu”
Beberapa hari kemudian, Riky mengabariku. Dia telah menemukan teman baru dalan cerita cintanya. Gadis cantik dari sekolah ternama, sesuai dengan keinginannya. Gadis itu bernama Vinda.
Aku tak tahu... Apa yang akan ku tulis lagi untuk hidupku. Yang ku tahu hanya kenyataan. Dan bintang itu telah kehilangan cahayanya. Harapan... kini tinggal kenangan.
Aku hanya bisa menghaturkan doa, agar Kau selalu bahagia bersamanya.
Masa lalu itu ibarat halaman buku. Telah kita baca tuntas, lantas mengendap di pikiran. Tapi nggak perlu di baca berulang-ulang, kan??
jadi terusin dech bacaan hidup ke depan, berdasarkan referensi yang udah kamu peroleh dari bacaan sebelumnya.